BUDIDAYA DAN TERNAK BURUNG BERANJANGAN
Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap ~ Budidaya dan Beternak Burung. Burung
branjangan adalah salah satu burung kicauan yang dapat menirukan suara
burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu
di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek”
atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan
yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari
hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang
secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak
terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.
Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap
Habitat

Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan
tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu
karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan
musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di
tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang
dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah
gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan
gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari
benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di
daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali.
Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung
di Indonesia adalah Mirafra Javanica.
Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang
berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang
baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari
daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah
yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan
dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan ini
memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain adalah
mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan
variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik,
kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila
Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah
Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal,
jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu
besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan
branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh
12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih
gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan
branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya
tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan
pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara
mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak
sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan
bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu
burung sejenis muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga memiliki jambul,
sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume
suaranya sama-sama keras, namun suara betina terputus-putus dan kurang
variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari
paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh bagian bawah terlihat putih atau
terang sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
Memilih branjangan
Tidak ada patokan khusus dalam memilih branjangan. Namun seorang
penghobi dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta,
mengatakan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya
atletis, ekor dan badan panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu
lembut seperti sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak
bengkok sedikit ke bawah.
Cara perawatan
-Tempat: Branjangan
bisa dipelihara dengan sangkar bulat diamter 25-30 cm dengan panjang
atau tinggi antara 60 cm sampai 100 cm. Sementara tenggeran atau
pangkringan bisa dibuat dari batu apung dan bagian dasar sangkar diberi
bubukan batu bata atau tanah kering yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari batu bata yang lunak. Hancurkan,
kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi batu batanya keras, bisa
merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta menggunakan debu (tanah yang
bersih yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).
- Pakan: Sama
dengan burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan menu pakan yang
variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang
bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga
lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide)
B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial
seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan
dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh
melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan
penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung branjangan adalah Calcium,
Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium
Chlorin dan Kalium.
Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan batu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian seperti milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah dingin sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, lalu gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari sampai sore (jam 12.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong jika Anda ingin mendengarkan suaranya karena burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan batu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu
dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong agar
tidak kelabakan ketika suatu saat kita perlu mengerodongnya, misalnya
ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan.
PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau
meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh
burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein
sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein,
khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan
protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang
berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus
mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung
harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk
bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan protein, menyebabkan burung harus mengonsumsi lebih banyak
makanan selama meranggas untuk dapat mempertahankan pertumbuhan bulu
baru. Untuk diketahui saja, energi yang diperlukan burung selama masa
mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang
sedang memproduksi telur.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi
bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging
hewan. Daging dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang
mabung dalam jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik.
Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung
berbagai vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan
tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang
tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit
yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi
bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk –
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi –
penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna
atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi
cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini
akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung
mabung.
* Stres –
Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang
sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga,
berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan
yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan
berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya
mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan
gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah
dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus
burung.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah
atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan
asupan mineralnya yang kurang.
Pola Perawatan masa mabung:
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru.
Lakukan pemasteran. Masa
mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.
Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang
kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan
tipe suara burung dengan suara burung master.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melakukan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti dia akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, agar mudah terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa agar burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya.
tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab, seperti ditulis
dalam Majalah Kucica Edisi Januari 2000, branjangan gampang stress dan
tidak mau berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah
manusia. Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang
asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan
telurnya.
Tidak seperti burung kicauan lainnya, burung berwarna coklat
kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya tidak harus terlebih
dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina. Branjangan yang sudah
dewasa atau berumur minimal setahun, sudah bisa langsung dipertemukan
jika sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya. Jantan dan betina sama-sama
’ngleper’ jika sedang birahi. Dan jika telah sama-sama birahi, jika
dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak akan berkelahi. Setelah
dilepas dalam satu kandang, si jantan akan bereaksi terlebih dahulu
dengan menunjukan kegagahannya yang ditandai sayap ngleper dan
dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, suara betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina jika belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang saat betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan branjangan biasanya terjadi siang hari. Branjangan
jantan suka sekali ngleper di atas batu, sedang betina di bawahnya.
Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak adalah ketika branjangan
jantan sering membawa alang-alang kering untuk membuat sarang.
Keistimewaan branjangan ketika membuat sarang tidak selalu memilih
tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan hingga bertelur
tidak pasti.
Waktu yang diperlukan dari masa penjodohan hingga bertelur bervariasi
dari 3 – 15 hari, bergantung pada situasi lingkungan di sekitar
penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar branjangan tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang
’njelimet’. Hanya saja lokasi yang sunyi sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat
penangkaran, sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji
kawat yang agak rapat (kecil). Ini agar hewan-hewan pengganggu seperti
cecak dan tikus tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga
jeruji kawat atau dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara
panas, sebaiknya atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa
menembus ke dalam kandang.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Di dalam kandang dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diperlukan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) agar tercipta suasana seperti di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk sarang paling baik adalah alang-alang kering atau
jerami. Biarkan jerami bertebaran di tanah, karena jika sudah berjodoh,
proses pembuatan sarang akan diatur sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan batu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk tempat bersarang sediakan kotak dari tanah, yang
tingginya sekitar setengah meter. Tetapi terkadang branjangan tidak suka
membuat sarang di kotak buatan, burung ini lebih suka membuat sarang di
sembarang tempat asalkan terlindung dari gangguan hewan atau manusia.
Misalnya, di pojok bawah, di dekat batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat pemberian makanan, sebaiknya dekat batu-batuan atau mudah
dijangkau oleh perawatnya jika akan memberi makanan. Tujuannya agar
branjangan yang sedang dalam masa penjodohan atau saat mengerami telur
tidak panik. Meskipun branjangan bisa dijinakkan, tetapi kalau
perawatnya terlalu kasar atau kurang hati-hati saat memasuki kandang,
bisa saja branjangan tersebut mengalami stress.
Makanan yang disiapkan adalah tanaman padi, biji-bijian milet, walang
atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya ditebar begitu saja sehingga
branjangan bisa ’ngasin’. Jika semua sarana itu tersedia, pasangan
branjangan yang sudah birahi siap dilepas di kandang buatan berukuran
sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25 meter.
Pengontrolan
Menangkar branjangan harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan
perawatnya. Karena jika ada hewan pengganggu yang masuk, misalnya cecak,
tikus, semut, atau ular; akibatnya bisa berbahaya.
Jika branjangan sedang mengerami telur, perawat harus sudah
memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas. Biasanya telur yang
dierami menetas antara 10-11 hari. Pada saat menetas, harus cepat-cepat
diamankan dari gangguan hewan lain. Yakni selalu dikontrol dan kandang
dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab jika tidak cepat, akan
didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur antara 3 hingga 4 butir. Tetapi terkadang ada yang
tidak jadi atau pecah. Saat menetas atau ketika indukannya meloloh
piyik, porsi makanan harus diperbanyak. Karena piyikan butuh energi yang
banyak agar dapat bertahan hidup. Jika piyik sudah berumur beberapa
hari, perawat bisa lebih sering keluar masuk kandang untuk mengontrol
perkembangan piyik. Selama proses tersebut, branjangan jantan terlihat
lebih aktif mencari makanan, sedangkan betina lebih banyak menunggu di
sarang.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama adalah
menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa
birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu
memberikan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk
jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda menggunakan multivitamin dan multi
mineral yang dilengkapi dengan suplemen lengkap dan seimbang disertai
bahan aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung
indukan.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan
betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melakukan
perkawinan. Atau kalau melakukan perkawinan tidak terjadi pembuahan.
Tanda tidak ada pembuahan adalah telur yang kosong sampai masa
pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas adalah karena datangnya
masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan.
Banyak burung piyikan mati disebabkan dia kekurangan asupan yang
seharusnya tersimpan secara normal ketika dia masih dalam bentuk telur.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan bisa dilakukan jika piyik sudah berusia antara 8-15 hari.
Namun apabila kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan
dulu dipisah. Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi
positif dan negatifnya. Namun sebenarnya tidak terlalu masalah jika
perawat selalu memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik
lebih mudah dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan hewan lain atau
bahkan induknya sendiri. Selain itu, jika dipisahkan lebih dini piyik
akan jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya jika terlambat memisahkan, piyik sulit dijinakkan dan
bersifat liar karena sudah dewasa ketika berada di kandang. Selain itu
resiko gangguan binatang lain lebih besar. Tetapi seandainya diloloh
sendiri, apabila si perawat terlalu kasar atau tidak memahami keinginan
piyik, bisa berakibat kematian.
Untuk meloloh piyik makanan harus dilembutkan terlebih dahulu. Begitu
pula pemberian jangkrik atau walang dipilih yang masih clondo dan harus
dipotong-potong. Piyek yang sudah berumur di atas 20 hari, resiko
kematiannya sangat kecil asalkan tidak terlambat memberi makanan. Jika
belum tumbuh bulu sayap, saat tidur harus diberi alas kain untuk
penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu mudah rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu lama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
Berbeda dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya,
proses mabung menjadi lamban karena tidak cukup energi untuk mendorong
pertumbuhan bulu secara cepat. Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri
atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.
Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein).
Burung harus mengonsumsi makanan dengan kandungan asam amino jenis ini
kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi
keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan
tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup
untuk membentuk bulu secara sempurna.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama.
Alternatif lain, Anda bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta
fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang kecil itu (rata-rata
seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor. Tebar ke ke dalam
bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan. Langkah ini bisa
dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang
gacor, agar mudah terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu mudah rontok terutama disebabkan oleh serangan parasit (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.Semoga bermanfaaat...............
1 Response to "BUDIDAYA DAN TERNAK BURUNG BERANJANGAN "
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman
jasa tukang taman vertikal vertical garden
forum indonesia
jasa tukang taman
like
Post a Comment